Kamis, 12 Juni 2014

Deteksi Sensor Dengan Photodioda

  •   LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan sesuatu yang dapat mengukur lama atau biasa disebut alat pengukur waktu untuk menghitung waktu yang berjalan selama kegiatan yang kita lakukan, misalnya dengan menggunakan arloji atau jam. Alat pengukur waktu lain yang dapat digunakan adalah stopwatch. Keberadaan alat pengukur waktu sangatlah berperan penting sebab segala sesuatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan manusia akan dihitung lamanya sehingga dapat memperkirakan aktifitas atau kegiatan lain yang akan dilakukan atau dapat menjadi tolok ukur kegiatan manusia itu sendiri. Banyaknya alat pengukur waktu membuat manusia lebih mudah untuk mengelola aktifitas atau kegiatannya.

Stopwatch adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik.Dalam sebuah stopwatch membutuhkan program untuk mengendalikan kerja dari perhitungan waktu, baik untuk perhitungan jam, menit maupun detiknya. Aplikasi yang biasa digunakan untuk pemrograman itu sendiri diantanya adalah dengan menggunakan CV AVR dengan bahasa C. Dari latar belakang itulah, kami membuat rangkaian deteksi sensor untuk mengetuhui bagaimana cara kerja deteksi sensor dalam interface dengan At-Mega 16 dengan bahasa C. Dan software yang digunakan untuk mensimulasikan disini menggunakan software PROTEUS v.7.10. 
  • DASAR TEORI
Photo Dioda
Prinsip kerja dari sensor ini adalah apabila  menerima cahaya konduktifitasnya semakin baik. Sifat dari photodioda adalah jika semakin banyak cahaya yang diterima, maka nilai resistansi diodanya  semakin  kecil. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



CV-AVR
      CodeVision AVR merupakan sebuah software yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler sekarang ini telah umum. Mulai dari penggunaan untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan menggunakancompiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler menggunakan fasilitas yang sudah di sediakan oleh program tersebut. Salah satu compiler program yang umum digunakan sekarang ini adalah CodeVision AVR yang menggunakan bahasa pemrograman C. CodeVision AVR mempunyai suatu keunggulan dari compiler lain, yaitu adanya codewizard, fasilitas ini memudahkan kita dalam inisialisasi mikrokontroler yang akan kita gunakan.

PROTEUS

Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB shingga sebelum PCBnya di cetak  kita  akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau tidak. Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang kita buat. Software ini  bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroller. Proteus juga bagus untuk belajar elektronika seperti dasar2 elektronika sampai pada aplikasi mikrokontroller. Software ini jika di install menyediakan banyak contoh aplikasi desain yang disertakan sehingga kita bisa belajar dari contoh2 yang sudah ada.

Pengenalan PROTEUS.   Fitur-fitur dari PROTEUS adalah sebagai berikut :
  1. Memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil rancangan baik digital maupun analog maupun gabungan keduanya,Mendukung simulasi yang menarik dan simulasi secara grafis,
  2. Mendukung simulasi berbagai jenis microcontroller seperti PIC, 8051 series.
  3. Memiliki model-model peripheral yang interactive seperti LED, tampilan LCD, RS232, dan berbagai jenis library lainnya,
  4. Mendukung instrument-instrument virtual seperti voltmeter, ammeter, oscciloscope, logic analyser, dll,
  5.  Memiliki kemampuan menampilkan berbagi jenis analisis secara grafis seperti transient, frekuensi, noise, distorsi, AC dan DC, dll.
  6. Mendukung berbagai jenis komponen-komponen analog.
  7. Mendukung open architecture sehingga kita bisa memasukkan program seperti C++ untuk keperluan simulasi,
  8. Mendukung pembuatan PCB yang di-update secara langsung dari program ISIS ke program pembuat PCB-ARES.
Pengenalan ISIS. ISIS dipergunakan untuk keperluan pendidikan dan perancangan. Beberapa fitur umum dari ISIS adalah sebagai berikut :

    1. Windows dapat dioperasikan pada Windows 98/Me/2k/XP dan Windows terbaru.
    2. Routing secara otomatis dan memiliki fasilitas penempatan dan penghapusan dot.
    3.  Sangat powerful untuk pemilihan komponen dan pemberian properties-nya.
    4.  Mendukung untuk perancangan berbagai jenis bus dan komponen-komponen pin, port modul dan jalur,
    5. Memiliki fasilitas report terhadap kesalahan-kesalahan perancangan dan simulasi elektrik.
    6. Mendukung fasilitas interkoneksi dengan program pembuat PCB-ARES.Memiliki fasilitas untuk menambahkan package dari komponen yang belum didukung.
Pengenalan ARES. ARES (Advanced Routing and Editing Software) digunakan untuk membuat modul layout PCB.
Adapun fitur-fitur dari ARES adalah sebagai berikut :
    1. Memiliki database dengan tingkat keakuratan 32-bit dan memberikan resolusi sampai 10 nm, resolusi angular 0,1 derajat dan ukuran maksimim board sampai kurang lebih 10 m. ARES mendukung sampai 16 layer.
    2. Terintegrasi dengan program pembuat skematik ISIS, dengan kemampuan untuk menentukan informasi routing pada skematik.
    3. Visualisasi board 3-Dimensi.
    4. Penggambaran 2-Dimensi dengan simbol library.
       LCD (Liquid Crystal Display)  adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
      
      Fitur LCD 16 x 2
     
      Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
1.      Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
2.      Mempunyai 192 karakter tersimpan.
3.      Terdapat karakter generator terprogram.
4.      Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
5.      Dilengkapi dengan back light.
Gambar tampilan LCD Alphanumeric 16x2


  • TUJUAN PEMBUATAN ALAT
    • Mengetahui sistem kerja interface LCD 8bit
    • Mengetahui sistem kerja sensor photo dioda
    • Mengetahui bagaimana agar dapat menghubungkan interface saling berintegrasi.

  • DESAIN RANCANGAN


Gambar1.1 tampilan Box sebagai Alas bawah

Gambar1.2 tampilan Box sebagai Alas atas.

Gambar 1.3 tampilan tiang untuk sensor photodida



Gambar1.4 Skema Rangkaian Deteksi Sensor untuk stopwatch yang digunakan pelari.


Gambar 1.5 Skema pada ISIS dengan penjelasan Singkat


  • ALAT DAN BAHAN

                    Alat :   
    1.     Gunting
    2.      Cutter
    3.      Lem tembak
    4.           Penggaris
    5.      Solder
    6.      Tenol
    7.      Tool Set
    8.      Atraktor
    9.      Amplas
    10.      Setrika

            Bahan :
  • Plat besi                              secukupnya
  • PCB fiber                           1 Buah
  • Kapasitor 1nF                    1 buah
  •  Kapasitor 0,1 µF                1 buah
  • Kapasitor 22 pF                 2 buah
  •   Resistor 10 KΩ                 8 buah
  •  Resistor 100 Ω                   1 buah
  •  Trimpot 50 KΩ                  3 buah
  • IC AtMega16                     1 buah
  • Socket IC                           1 buah
  • Socket DC                          1 buah
  •  Led putih                            2 buah
  •  Led biru                              2 buah
  • Photo diode                        2 buah
  •   Kristal 16.000 Mhz             1 buah
  • Kertas karton                       secukupnya
  • Kain flanel                            secukupnya
  • Kabel jumper                       secukupnya

  •   LANGKAH PEMBUATAN
             a.      Alas
    1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
    2.      Memotong kertas karton sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain rancangan.
    3.     Memotong kain flanel sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain rancangan.
          Kain flanel digunakan sebagai alas atau dasaran yang diumpamakan sebagai lapangan
    4.     Memotong plat besi sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar desain. Plat besi digunakan sebagai kaki untuk tempat sensor photo dioda.
    5.      Menempelkan kain flanel diatas kertas karton yang sudah di design.

             b.      Rangkaian
    1.    Membuat skema rangkaian deteksi sensor photodioda untuk stopwatch
    2.    Membuat Layout rangkaian deteksi sensor photodioda untuk stopwatch
    3.    Membuat hardware rangkaian deteksi sensor photodioda untuk stopwatch
    4.    Membuat program untuk rangkaian deteksi sensor photodioda untuk stopwatch dengan CV-AVR
    5.    Menguji rangkaian.
    6.    Rangkaian siap disimulasikan.

    c. Gambar Skema rangkaian pada ISIS


    Gambar2.1 Skema rangkaian  Deteksi Sensor dengan Photodioda 
    untuk stopwatch pada ISIS.


    Gambar 2.2 Simulasi awal ketika sensor belum mendeteksi


    Gambar 2.3 Simulasi ketika sensor sudah mulai mendeteksi.


    Gambar 2.4 Layout pada PCB dengan menggunakan ARES

    CARA KERJA RANGKAIAN

                              Dapat dilihat pada rangkaian diatas terdapat tiga rangkaian dasar yaitu  rangkaian deteksi sensor yang dibangun dari rangkaian pembagi tegangan, rangkaian reset, dan rangkaian sensor yang terdiri dari 2 saklar sebagai simbol dari 2 sensor photodioda. Digunakan LCD sebagai interface untuk menampilkan hasil dari perhitungan timer. Cara kerja dari rangkaian deteksi sensor ini adalah sensor photodioda akan mendeteksi selama tiga kali untuk mendapatkan hasil perhitungan dari timer. Sensor 1 (saklar 1) sebagai pemicu untuk mulai mengaktifkan kerja rangkain, apabila saklar ditekan (on) maka timer akan mulai menghitung dari kondisi 00 : 00 : 00 : 00 (isyarat START pada tampilan LCD), led indikator pada rangkaian sensor 1 akan menyala menandakan sensor photodioada pertama telah aktif. Sensor ke-2 akan aktif secara bersamaan setelah sensor pertama aktif, setelah ditekan secara berurutan sebanyak 3 kali ( permisalan pelari telah melewati 3 lap ) maka timer akan berhenti (isyarat STOP pada LCD). Pada rangkain sensor pembagi tegangan terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur kecerahan dari nyala led indikator. Kecerahan led indikator dapat diatur dengan menambah atau mengurangi hambatan melalui potensiometer tersebut. Untuk mengembalikan program ke kondisi semula dengan cara menekan saklar reset pada rangkain reset.


    FLOWCHART




    PROGRAM


    HASIL PROJECT

    KESIMPULAN


    Pada aplikasi,       LCD pada RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.
                      
                             Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.
        
                              Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.  

    1 komentar: